Peringati 75 Tahun Diplomasi RI-Vatikan, Gelaran Kebaya dan Berkain Jadi Sorotan
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Takhta Suci Vatikan telah terjalin selama 75 tahun. Dalam rangka memperingati momen bersejarah ini
berbagai acara diselenggarakan, termasuk sebuah gelaran budaya yang menampilkan kekayaan warisan Indonesia.
Salah satu sorotan utama dalam perayaan tersebut adalah fashion show kebaya serta sesi edukatif belajar berkain yang berhasil mencuri perhatian publik internasional.
Peringati 75 Tahun Diplomasi RI-Vatikan, Gelaran Kebaya dan Berkain Jadi Sorotan
Dalam acara tersebut, kebaya dijadikan simbol diplomasi budaya antara Indonesia dan Vatikan.
Beberapa model tampil anggun mengenakan kebaya dari berbagai daerah seperti kebaya encim, kutubaru, hingga kebaya modern dengan sentuhan kontemporer.
Kain yang digunakan pun beragam, mulai dari batik, tenun ikat, hingga songket.
Fashion show ini bukan hanya sekadar pameran busana, melainkan juga menjadi ajang memperkenalkan filosofi dan sejarah kebaya sebagai bagian dari jati diri perempuan Indonesia.
Dengan anggun dan penuh makna, kebaya menjadi media komunikasi yang lembut dan mendalam antara dua negara berbeda budaya dan agama.
Sesi Belajar Berkain Tarik Perhatian Delegasi
Tak hanya fashion show, peringatan ini juga menghadirkan sesi “belajar berkain” yang diperuntukkan bagi para tamu undangan dan delegasi dari berbagai negara.
Dalam sesi ini, para peserta diajarkan cara memakai kain tradisional Indonesia, mulai dari sarung, batik, hingga tenun.
Peserta tampak antusias mencoba dan mengenakan kain-kain tersebut. Tak sedikit pula yang mengabadikan momen dengan swafoto, menunjukkan kekaguman mereka terhadap seni berpakaian tradisional Indonesia.
Sesi ini dinilai berhasil membuka wawasan budaya dan menjadi sarana promosi warisan wastra nusantara.
Partisipasi Lintas Agama dan Budaya
Acara ini juga memperlihatkan kolaborasi yang kuat antaragama dan budaya. Beberapa tokoh lintas agama, duta besar, serta pejabat Vatikan turut hadir dalam perayaan tersebut.
Suasana harmonis dan penuh rasa saling menghargai mencerminkan nilai universal perdamaian dan kerja sama.
Menteri Luar Negeri RI turut menyampaikan bahwa acara ini adalah simbol bagaimana diplomasi bisa dibangun tidak hanya lewat politik dan ekonomi, tetapi juga melalui seni dan budaya yang menyentuh hati.
Promosi Kebaya ke Panggung Internasional
Dengan semakin luasnya jangkauan acara ini, diharapkan kebaya dapat terus dikenalkan ke panggung internasional. Saat ini, kebaya tengah diperjuangkan untuk masuk sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO.
Gelaran di Vatikan ini menjadi langkah nyata dalam mendukung kampanye tersebut.
Pihak penyelenggara menyebutkan bahwa kebaya bukan hanya pakaian tradisional, tetapi juga simbol perjuangan perempuan, nilai estetika, dan identitas bangsa.
Diharapkan setelah acara ini, masyarakat dunia dapat lebih mengenal dan menghargai kebaya sebagai bagian penting dari budaya Indonesia.
Pesan Damai dan Persatuan Melalui Budaya
Selain menonjolkan kekayaan busana tradisional, acara ini juga menyuarakan pesan damai, toleransi, dan persatuan.
Dalam sambutannya, perwakilan dari Vatikan menyampaikan apresiasi terhadap Indonesia sebagai negara yang kaya budaya dan menjunjung tinggi nilai keberagaman.
Kebersamaan dalam acara ini menunjukkan bahwa melalui budaya, bangsa-bangsa bisa saling mendekat, memahami satu sama lain, dan membangun jembatan persaudaraan.
Momen 75 tahun hubungan diplomatik ini menjadi bukti nyata bahwa hubungan antarnegara bisa diperkuat melalui pendekatan budaya yang humanis.
Penutup: Diplomasi Budaya sebagai Pilar Hubungan Internasional
Peringatan 75 tahun hubungan RI dan Vatikan yang diwarnai dengan gelaran kebaya dan kain tradisional ini menunjukkan bahwa budaya adalah alat diplomasi yang efektif.
Tidak hanya menguatkan citra bangsa, tetapi juga menyentuh aspek emosional yang sulit dijangkau oleh pendekatan politik semata.
Baca juga: Model Top Rossa Arunica dan Artis Jepang Meriahkan Panggung JFC 2025