Rhoma Irama Cowboy Badut THR Jadi Inspirasi Gaya Vintage di Festival Rujak Uleg 2025
Festival Rujak Uleg 2025 yang digelar di Surabaya pada bulan Mei ini kembali menyita
perhatian publik, tidak hanya karena sajian kuliner khasnya, tetapi juga karena ragam gaya busana yang unik dan penuh nostalgia.
Tahun ini, para peserta dan pengunjung datang dengan berbagai kostum bertema gaya vintage, menampilkan inspirasi yang tak terduga: mulai dari Rhoma Irama, cowboy era 70-an, hingga badut THR yang ikonik.
Honda4d Ribuan orang berkumpul di kawasan Kembang Jepun
Pecinan Surabaya, untuk ikut merayakan festival rakyat yang menjadi simbol kebersamaan dan keberagaman. Namun yang menjadi sorotan justru parade busana penuh kreativitas dengan sentuhan retro yang menghibur dan memikat perhatian.

Gaya Rhoma Irama: Nostalgia Musik dan Swag Raja Dangdut
Salah satu tema kostum paling mencolok dalam festival ini adalah penampilan ala Rhoma Irama.
Banyak peserta hadir mengenakan jas brokat berkilau, celana cutbray, sepatu hak tinggi pria, serta rambut palsu gondrong lengkap dengan kumis tipis. Tak lupa, gitar mainan sebagai pelengkap ciri khas sang raja dangdut.
Honda4d Login Gaya Rhoma Irama menjadi simbol era kejayaan musik dangdut 1970-an dan 1980-an, masa di mana busana panggung menjadi ekspresi gaya hidup dan identitas budaya.
Peserta yang mengusung gaya ini bahkan tak ragu menyanyikan potongan lagu “Begadang” atau “Darah Muda” saat berjalan dalam parade rujak uleg.
“Ini bukan sekadar gaya, tapi bentuk penghormatan saya pada legenda musik Indonesia
kata Agus, salah satu peserta asal Rungkut, yang tampil memikat dengan gaya Rhoma Irama lengkap dengan aksesori perak di bahunya.
Cowboy Klasik: Sentuhan Barat dalam Nuansa Timur
Gaya lain yang menyita perhatian adalah penampilan ala cowboy klasik.
Dengan topi koboi besar, rompi kulit imitasi, celana jeans, dan sepatu boots
para peserta terlihat seperti tokoh dari film barat klasik.
Namun yang unik, mereka memadukan gaya ini dengan unsur lokal seperti selendang batik atau kain lurik di pinggang.
Kehadiran gaya cowboy ini menciptakan kontras menarik dalam festival yang kental dengan budaya lokal.
Para peserta bahkan tampil serempak dalam kelompok, menampilkan gaya
Western Indonesia” yang menyegarkan dan mengundang tawa riang para pengunjung.
“Saya suka gaya cowboy karena kesannya keren dan kuat. Tapi tetap saya padukan dengan batik, biar tetap Indonesia,” ujar Andini, peserta wanita yang tampil nyentrik dengan rompi kulit dan kacamata bulat besar.
Badut THR: Ikon Ramadhan yang Jadi Simbol Humor Nostalgia
Honda4d Slot Yang tak kalah menarik adalah kemunculan peserta dengan kostum badut THR, sosok khas yang biasa muncul menjelang Lebaran di pusat perbelanjaan atau terminal.
Kostum ini biasanya terdiri dari jas longgar warna-warni, dasi besar, sepatu badut, dan riasan wajah putih dengan senyum besar.
Di Festival Rujak Uleg, penampilan badut THR disambut hangat karena membangkitkan
kenangan masa kecil banyak orang. Beberapa peserta bahkan menambahkan properti seperti amplop THR raksasa atau kantong plastik belanja besar sebagai bagian dari kostum mereka.
“Badut THR itu bagian dari masa kecil saya. Dulu waktu ikut orang tua belanja jelang Lebaran, selalu ada badut yang menghibur. Saya ingin nostalgia itu hadir di festival ini,” kata Doni, peserta dari Tandes.
Perpaduan Gaya dan Budaya: Warna-warni Festival yang Membumi
Festival Rujak Uleg memang selalu menghadirkan kemeriahan khas rakyat.
Namun tahun ini, sentuhan gaya vintage populer memberi warna baru yang menyegarkan.
Dengan tema busana yang menampilkan ikon-ikon budaya populer Indonesia di masa lampau, acara ini terasa lebih dari sekadar festival kuliner — melainkan juga perayaan budaya visual dan ekspresi kreativitas masyarakat.
Beberapa kelompok komunitas bahkan hadir secara khusus dengan koreografi, kostum grup, dan penampilan teatrikal yang mengangkat tema ini. Ada grup yang menampilkan drama musikal mini bertema Rhoma Irama vs Cowboy, ada pula yang berkeliling membawa papan bertuliskan “Selamatkan Badut THR dari Kepunahan!”
Partisipasi Generasi Muda: Antusiasme Tanpa Batas
Menariknya, banyak generasi muda yang turut ambil bagian dalam parade dengan semangat tinggi. Meski mereka tidak tumbuh di masa-masa kejayaan Rhoma Irama atau badut THR, mereka mengaku menemukan daya tarik tersendiri dalam kostum-kostum klasik tersebut.
Media sosial juga dipenuhi unggahan dengan tagar seperti #FestivalRujakUleg2025, #GayaRhoma2025, dan #BadutTHRReborn, menampilkan foto-foto penuh warna dan tawa.
Video viral yang memperlihatkan grup peserta menirukan gaya Rhoma Irama dengan koreografi “Begadang” telah ditonton lebih dari satu juta kali di TikTok hanya dalam dua hari.
“Seru banget. Ternyata pakai gaya zaman dulu tuh keren juga.
Bikin kita tahu bahwa Indonesia tuh punya sejarah gaya yang unik banget,” ujar Sasa, pelajar SMA yang ikut festival dengan dandanan ala cowboy versi Jawa.
Misi Budaya yang Menghibur
Festival Rujak Uleg bukan hanya pesta makanan dan parade, tetapi juga panggung untuk menyuarakan misi pelestarian budaya.
Gaya-gaya vintage ini menjadi pengingat bahwa banyak elemen budaya populer yang mulai terlupakan, padahal punya nilai sejarah dan emosi yang kuat bagi masyarakat.
Dengan mengangkat gaya Rhoma Irama, cowboy, dan badut THR
para peserta tidak hanya mengenakan kostum, tetapi juga membawakan narasi tentang identitas, memori kolektif, dan kebanggaan terhadap budaya lokal yang sempat populer di masa lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surabaya bahkan menyatakan akan menjadikan parade gaya nostalgia ini sebagai bagian tetap dari festival tahun-tahun mendatang karena respons masyarakat yang begitu positif.
Harapan ke Depan: Gaya Lokal Sebagai Identitas Nasional
Keberhasilan Festival Rujak Uleg 2025 dalam mengangkat kembali gaya-gaya
vintage dari masa lalu menunjukkan bahwa budaya populer Indonesia memiliki daya hidup yang kuat dan bisa direvitalisasi dengan cara yang segar dan kreatif.
Tak hanya lucu atau menghibur, gaya-gaya ini mencerminkan fase sejarah, nilai sosial, dan semangat zamannya.
Masyarakat semakin menyadari bahwa mengenakan gaya jadul bukan berarti
ketinggalan zaman, tetapi bisa menjadi bagian dari kebanggaan dan cara bercerita yang penuh makna. Festival ini membuktikan bahwa ekspresi budaya bisa tetap relevan jika dikemas dengan semangat kolaborasi lintas generasi.
Kesimpulan
Festival Rujak Uleg 2025 telah sukses menciptakan suasana meriah yang unik, dengan memadukan sajian kuliner tradisional dan parade gaya busana vintage. Dari Rhoma Irama yang legendaris
gaya cowboy yang klasik, hingga sosok badut THR yang ikonik, semua tampil dalam balutan kreatif dan penuh semangat.
Dengan semangat nostalgia dan inovasi, festival ini tidak hanya menjadi
ajang hiburan, tetapi juga menjadi ruang bagi masyarakat untuk kembali menyapa kenangan masa lalu dan menjadikannya bagian dari ekspresi budaya masa kini.
Baca juga:Hadiri Cannes 2025 Cinta Laura Bergaya Pakai Kebaya Karya Intan Avantie